Terminal Kampung Rambutan Masih Jadi Sarang Preman, Perempuan Ini Jadi Korban Pemerasan

Terminal Kampung Rambutan di Jakarta Timur sampai saat ini masih belum aman dari premanisme meski berbagai pembenahan telah dilakukan. Aksi pemalakan dan pemerasan serta pemaksaan terhadap penumpang masih terjadi di terminal ini. Terbaru, peristiwa premanisme menimpa seorang perempuan yang kena pungli sesaat setelah turun dari taksi online di Terminal Kampung Rambutan.

Dia didatangi 3 preman yang memaksa membawakan barang bawaannya.Curhatan ini dibagikan di media sosial Instagram oleh @jabodetabek24info. Dalam rekaman video yang menggambarkan suasana ruang tunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan dia menarasikan dirinya yang baru saja jadi korban pemalakan dan pemaksaan tiga preman. "Preman di Kampung Rambutan ini luar bisa. Bayangkan tadi aku turun dari Grab di depan itu, tiba tiba langsung ada tiga orang langsung angkat barangku yang cuma koper sebiji dan tas enteng banget. Semuanya kecil kok," tuturnya.

Perempuan tersebut sudah menolak, namun tetap dipaksa. "Aku nggak punya uang, nggak usah dibawain," ungkap perempuan tersebut kepada tiga preman laki laki itu. Namun preman tersebut tetap memaksa. Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 72 73 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 3: Unsur Cerpen Halaman 4

Pengakuan Agus Tikam Istri saat Live Facebook: Emosi Korban Masih Berhubungan dengan Mantan Suami Serambinews.com Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 31 37 Kurikulum Merdeka, Penilaian Pengetahuan Bab 1 Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 117 119 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all

Sherly Tjoanda Jadi Pengganti Almarhum Benny Laos di Pilkada Makuku Utara, Ini Penjelasan KPU RI Wartakotalive.com Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 132 133 134 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all Sampai akhirnya preman tersebut minta uang Rp 10.000. Perempuan tersebut sempat mengira uang sebesar itu untuk tiga orang preman. Namun ternyata tidak. Ketiga preman tersebut masing masing meminta Rp 10.000.

Dia juga mengeluhkan tidak adanya lift atau eskalator di Terminal Kampung Rambutan yang membuat penumpang kesulitan membawa barang bawaan ketika hendak menjangkau loket tiket bus antarkota. Ini karena lokasi loket tiket bus tersebut berada di lantai 2 terminal dan untuk naik ke lantai 2 hanya dihubungkan oleh tangga manual. "Saya juga heran dengan Pemerintah ini bagaimana konsepnya. Loket di atas, warung makan di bawah. Jadi nggak ngerti lagi bagaimana konsep di atas. otomatis kan barang nggak bisa dibawa."

"Mending ada lift. Ini nggak, hanya ada tangga yang benar benar dari besi. Ini kan nggak bisa bwa barang ke atas apalagi kalau bawa barang banyak," keluhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *