Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengaku sedih atas tersingkirnya sejumlah atlet bulu tangkis (badminton) Indonesia di fase penyisihan grup Olimpiade Paris. Namun, Dito mengatakan bahwa di olimpiade, cabor yang dijagokan meraih medali bukan hanya bulu tangkis. "Kita memiliki chance besar itu di wall climbing, weight lifting. Dan Alhamdulillah kemarin panahan Diananda bagus, dan untuk badminton kita harus bersedih karena Jojo dan Ginting sudah out," ujar Dito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Dito kemudian berharap agar atlet bulu tangkis yang masih berjuang di olimpiade bisa memberikan yang terbaik. "Tapi ini Fajar insya allah bisa masuk, semoga bisa lolos sampai semifinal dan lalu ke final. Dan Gregoria, kita sangat berharap. Jadi ini kita memohon doa dan support dari seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan semangat atlet kita di Olimpiade," jelasnya. Dito sendiri sudah melakukan pembahasan bersama Presiden Joko Widodo dalam rapat internal terbatas pada Kamis.
Menurutnya, pemerintah ingin menguatkan fondasi pembibitan atlet secara lebih merata di daerah. "Kita ingin target kita di Olimpiade yang selanjutnya ini Indonesia memiliki peringkat yang lebih baik, dan memiliki medali tidak hanya dari badminton, tapi berbagai cabang olahraga seperti negara negara maju. Inilah yang harus kita kuatkan," tandas Dito. Sosok Mariya Yesika, Mahasiswi Kedokteran yang Paling Banyak Nikmati Uang Korupsi Abdul Ghani Serambinews.com
BREAKING NEWS Camat Pulau Banyak Ditemukan Meninggal Tergantung di Pohon Serambinews.com Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Ricky Soebagdja, buka suara terkait performa atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Dari enam wakil yang dikirim, hanya dua wakil saja yang lolos dari fase grup turnamen empat tahunan itu.
Dua wakil yang lolos ke 16 besar adalah Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri dan sektor ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Sementara itu, empat atlet yang terhenti di fase grup adalah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. "Saya tahu sebagai atlet pasti tidak mau kalah tapi kami perlu lihat bagaimana permainan di lapangan, bagaimana daya juang di lapangan," imbuhnya.
Ricky mengatakan jika pihaknya sangat mengetahui jika para atlet Indonesia itu ingin mendapatkan hasil terbaik. Namun, peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu secara spesifik menyoroti hasil di sektor tunggal putra, khususnya Anthony Sinisuka Ginting. Ricky menilai Ginting gagal mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat laga penentuan di fase grup melawan wakil tuan rumah, Toma Junior Popov.
"Kecuali Ginting, saya melihat kekalahan ini karena tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik," ucap Ricky. "Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar benar maksimal tapi secara di lapangan belum keluar secara maksimal," jelasnya. Lebih lanjut, Ricky pun tak menampik jika dukungan dari publik tuan rumah sangat mempengaruhi penampilan Ginting.
"Untuk Ginting saya melihat dia sudah mengeluarkan seluruh kemampuan, jatuh bangun mengejar bola tapi memang lawannya, Toma Popov dengan dukungan suporter tuan rumah juga tampil sangat baik. Seperti tidak ada celah," kata Ricky. "Disayangkan memang Ginting tidak berhasil mengatasi karena seharusnya dengan levelnya, hal seperti ini bisa dilewati dan ada beberapa kesempatan untuk mengungguli lawan," paparnya.